Pernahkah kita berfikir tentang semua yang ada di dunia ini
atau mengapa ada jagat raya ini..! Mungkin kita pernah melakukannya dan memang
sebagai mahkluk yang diberi akal sudah seharusnya kita gunakan untuk bertafakur
dan mentadaburi jagat raya tempat kita berpijak ini bahkan mentadaburi diri
kita sendiri. Setiap manusia terlahir ke bumi tanpa tahu siapa
dirinya, dan siapa pula bumi yang dihuninya, apalagi jagat raya mahaluas yang
melingkupinya. Jagat raya berisi sekitar 300 miliar galaksi. Salah satu dari
galaksi ini adalah Galaksi Bima Sakti, yang terdiri atas sekitar 250 miliar
bintang. Matahari kita hanyalah salah satu dari bermiliar bintang ini.
Begitulah, masih terdapat lebih banyak bintang di jagat raya daripada butiran
pasir di seluruh pantai di bumi, dan Matahari kita hanyalah salah satu butiran
pasir ini. Bumi tempat tinggal kita tidaklah lebih besar dari sebutir pasir
tersebut. Sedangkan manusia, makhluk kecil penghuni bumi, ia bukanlah apa-apa
di dalam jagat raya maha luas ini.
Dari segi ukurannya, manusia bak sebutir debu di padang
pasir nan luas, sesuatu yang tak berarti dalam alam semesta tak bertepi.
Dilihat dari kekuatannya, manusia pun makhluk yang teramat lemah, jauh lebih
lemah dari kekuatan alam ini. Dari virus tak kasat mata yang mampu
menjadikannya sakit tak berdaya; hingga hujan, gunung dan gempa bumi yang dapat
melenyapkannya dari muka bumi. Begitulah, kehidupan manusia seolah tak berarti
jika dilihat dari ukuran dan kekuatannya, dibandingkan dengan ukuran alam semesta
dan kedahsyatan peristiwa alam. Namun, benarkah hidup manusia tanpa arti? Jika
makna hidup memang tiada, mengapa manusia perlu ada? Jika mata yang melihat
pemandangan, telinga yang mendengar suara, lidah yang mengecap rasa, dan kulit
yang meraba benda ini tidak memiliki makna apa pun, lalu untuk apa semua ini
ada? Mengapa manusia mesti hidup di muka bumi jikalau pada akhirnya semua
mereka kan pasti sirna, terhempaskan oleh penyakit mematikan, usia senja,
kecelakaan, gempa bumi, letusan gunung, serta dahsyatnya kekuatan alam lainnya
yang menerpa mereka? Mengapa manusia mesti hadir di dunia, mengapa mereka mesti
hidup, menderita, tertawa, bahagia, dan akhirnya harus mati…??? Apakah semua
ini ada artinya???
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang
ada padanya, jika kamu mengetahui?”
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah:
“Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertaqwa?”
Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan
Yang Empunya ‘Arsy yang besar?”
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah:
“Maka apakah kamu tidak bertaqwa?”
(QS. Al Mu’minuun, 23: 84-87)
Dari segi ukurannya, manusia bak sebutir debu di padang
pasir nan luas, sesuatu yang tak berarti dalam alam semesta tak bertepi… Benar,
semua ini nyaris tanpa arti jika kita pahami sebatas pada ukuran dan kekuatan
manusia, sebab banyak makhluk atau benda di alam ini yang jauh lebih berarti,
jauh lebih besar dan jauh lebih dahsyat dari manusia. Namun sesuatu telah memiliki
arti karena keberadaannya, sebab untuk apa menanyakan makna atau arti sesuatu
yang tidak pernah ada? Ketika arti keberadaan sesuatu telah kita pahami, maka
ukuran, kekuatan, kedahsyatan dan segala ciri yang lain pun akan tampak
bermakna di hadapan kita. Begitulah, keberadaan manusia memunculkan makna
keberadaan serta kehidupan manusia itu sendiri. Sebagaimana keberadaan alam
semesta beserta segala isi dan kedahsyatannya yang pastilah mendorong kita juga
bertanya akan arti keberadaannya.
Yang pasti, kesempurnaan dan kehebatan seluruh makhluk hidup
dan tak hidup di alam ini mengatakan kepada akal dan hati nurani manusia akan
satu hal: semua mereka diciptakan dengan tujuan yang pasti dan benar. Dan
tujuan itu adalah agar manusia yang berakal dan bernurani ini mampu menyibak
misteri alam, termasuk dirinya sendiri, bahwa semua ini ada karena diciptakan
dengan makna dan tujuan yang pasti. Dialah Allah, Penguasa dan Pemilik Kekuatan
di balik keajaiban dan kedahsyatan fenomena alam ini, yang semuanya
diciptakan-Nya agar manusia mampu mengenal keberadaan dan sifat-sifat-Nya.
Lebih dari itu, alam ini dicipta agar manusia senantiasa mengingat akan
keagungan Pencipta-Nya dan kelemahan dirinya; agar menjadi sarana yang
menjadikannya hamba yang bertaqwa.
“Apa yang ada di langit dan bumi membaca tasbih. Dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Hasyr: 24).
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit
dan bumi” (QS. Al-Jumu’ah: 1).
Sumber: dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar